Wednesday, September 21, 2011

Object Based Formal Specification

Pengumpulan kebutuhan (requirement) merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam pengembangan sebuah perangkat lunak. Banyaknya kesalahan yang ditemukan pada saat pengujian dan pada saat pengoperasian merupakan salah satu dampak dari kurangnya pemahaman serta salah penafsiran terhadap kebutuhan dari perangkat lunak. Meskipun sudah banyak kemajuan dalam hal teknik analisis, namun hal itu masih dirasa kurang dalam hal pengumpulan kebutuhan.
Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana melakukan sebuah pendekatan untuk mengumpulkan kebutuhan menggunakan Object Based Formal Specification (OBFS). Formal Specification merupakan langkah awal dalam pengembangan sebuah perangkat lunak, yang diikuti dengan serangkaian langkah verifikasi dan perbaikan yang akhirnya mengarah pada tahap implementasi.
Dalam pendekatan tradisional untuk proses analisa sebuah perangkat lunak, seorang sistem analis hanya melakukan wawancara terhadap pengguna akhir untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan perangkat lunak. Namun pada kenyataannya pendekatan seperti itu dinilai kurang efektif. Oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan dimana pengguna akhir berperan aktif dalam melakukan analisis dengan cara menspisifikasikan kebutuhan dari perangkat lunak menggunakan Object Based Formal Specification (OBFS). OBFS dapat digunakan untuk memandu pengguna akhir dalam menggambarkan masalah mereka. Pendekatan ini merupakan langkah awal yang penting untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dan tugas yang tidak jelas dalam proses pembuatan model objek, termasuk identifikasi objek, hubungan antar objek, atribut, perilaku serta pewarisan.

Gambar di atas menggambarkan suatu strategi yang digunakan untuk merumuskan spesifikasi kebutuhan untuk menyelesaikan proses pembuatan model objek. Dimana metode ini melakukan pendekatan terhadap pengguna akhir untuk berperan aktif dalam melakukan analisis dengan cara menspesifikasikan kebutuhan menggunakan OBFS.
OBFS adalah sebuah teknik pengumpulan kebutuhan dalam pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang masih ambigu, tidak lengkap, dan tidak konsisten dengan melibatkan peran aktif dari pengguna akhir.
OBFS terdiri atas Description Statements (DS), Collaborative Statements (CS), Attributive Statements (AS), Behavioral Statements (BS), and Inheritance Statements (IS).

OBFS = DS +CS + AS + BS + IS

Setiap pernyataan OBFS terdiri atas Subjek (S), Kata Kerja (V), dan Objek (O), serta Bahasa Inggris (E) sebagai bahasa yang lazim digunakan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut,
A.    Description Statements (DS)
Description Statements (DS) digunakan sebagai panduan untuk menulis sebuah gambaran dari sistem atau perangkat lunak yang akan dibangun. DS terdiri atas empat jenis elemen, yaitu : ID Requirement, Nama Requirement, Bahasa, and Deskripsi. Pada bagian deskripsi harus dijelaskan apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
B.    Collaborative Statements (CS)
Collaborative Statements (CS) digunakan untuk mengidentifikasi objek, dan hubungan antar objek. Langkah pertama dalam proses pembuatan model objek adalah mengidentifikasi objek-objek yang relevan dan hubungan antar objek-objek tersebut sesuai dengan aplikasi yang akan dibangun. Semua objek dalam collaborative statements harus jelas dan sesuai dengan kata benda yang teridentifikasi dari CS.
Setiap ketergantungan antara dua atau lebih objek dalam CS adalah sebuah asosiasi objek. Sebuah referensi dari suatu objek terhadap objek lainnya juga merupakan asosiasi. Asosiasi dapat diimplementasikan dengan berbagai cara, tetapi untuk beberapa hal seperti keputusan implementasi harus dijauhkan dari model analisis untuk menjaga kebebasan dalam melakukan desain. Asosiasi biasanya berupa kata kerja ataupun frase kata kerja.
CS terdiri dari Subjek (S), Kata Kerja (V), dan Objek (O), serta Bahasa Inggris (E) sebagai bahasa yang lazim digunakan. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut,


Scs dan Ocs akan diidentifikasi sebagai objek sementara (OBJt) dan Vcs akan diidentifikasi sebagai asosiasi sementara (ASSt) dalam istilah paradigma berorientasi objek,







C.    Attributive Statements (AS)
Attributive Statements digunakan untuk mengidentifikasi atribut dari objek. Atribut adalah sifat dari objek, biasanya berhubungan dengan kata benda, dan kadang-kadang ditandai dengan kata sifat atau kata benda. AS kebanyakan memiliki sifat-sifat dari setiap objek yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya.
AS terdiri dari Subjek (S), Kata Kerja (V), dan Objek (O), serta Bahasa Inggris (E) sebagai bahasa yang lazim digunakan. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut,


Oas akan diidentifikasi sebagai objek sementara (ATTt) dan Sas diidentifikasi sebagai objek yang telah diseleksi (OBJ) dari objek sementara (OBJt), sebagai hasil akhir dari proses pengidentifikasian objek.
D.    Behavioral Statements (BS)
Behavioral Statements digunakan untuk mengidentifikasi perilaku dari objek. Perilaku adalah bagaimana sebuah objek bertindak dan bereaksi. BS mengandung perilaku dari setiap objek yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya.
BS terdiri dari Subjek (S), Kata Kerja (V), dan Objek (O), serta Bahasa Inggris (E) sebagai bahasa yang lazim digunakan. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut,


Obs akan diidentifikasi sebagai perilaku sementara (BEHt) dan Sbs diidentifikasi sebagai objek yang telah diseleksi (OBJ) dari objek sementara (OBJt), sebagai hasil akhir dari proses pengidentifikasian objek.
E.    Inheritance Statements (IS)
Inheritance Statements digunakan untuk mengatur kelas-kelas yang ada dengan menggunakan pewarisan, untuk dapat menggunakan atribut yang sama dari objek lain dan perilaku dari objek lain. Penggunaan pewarisan akan memberikan keuntungan dalam pembuatan sebuah objek karena dapat memanfaatkan objek lain yang menjadi induknya. Pewarisan adalah sebuah hubungan antar kelas dimana akan ada satu kelas yang menjadi induk dari kelas yang lainnya.
Pewarisan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu buttom up (generalisasi) atau top down (spesialisasi).
·         Buttom up, melakukan generalisasi terhadap aspek-aspek umum dari kelas-kelas yang ada kedalam sebuah super kelas. Kita dapat menemukan pewarisan dengan cara mencari kelas yang memiliki atribut, asosiasi, dan perilaku yang sama (khusus ke umum).
·         Top down, melakukan spesialisasi dengan cara memecah kelas yang sudah ada kedalam sub kelas (umum ke khusus).
Namun, biasanya Buttom up lebih sering digunakan sebagai pendekatan dasar untuk membangun IS. IS terdiri dari Subjek (S), Kata Kerja (V), dan Objek (O), serta Bahasa Inggris (E) sebagai bahasa yang lazim digunakan. Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut,


Ois akan diidentifikasi sebagai kelas sementara (SCLt), dan Sis diidentifikasi sebagai objek yang telah diseleksi (OBJ) dari objek sementara (OBJt), sebagai hasil akhir dari proses pengidentifikasian objek. 




No comments:

Post a Comment